Hidupku
penuh dengan khayalan. Khayalan tentang sebuah kehidupan yang seharusnya tak
perlu ku minta lagi. Kerap kali aku tak menyadari bahwa Tuhan telah memberikan
kehidupan yang sangat layak untukku. Aku memiliki orang tua yang sangat
menyayangiku, seorang kakak yang selalu membuatku merasa seperti seorang adik
paling bahagia di dunia, dan sahabat yang selalu ada disaat aku membutuhkannya.
Namun
itu semua terasa kosong bagiku. Setelah kepergian seseorang dengan alasan yang
sangat membuatku muak, hidupku serasa terhenti sampai di situ. Aku hanya bisa
memandang kosong ke depan dan bertanya dalam hati. “Mengapa engkau tega
kepadaku?”. Aku terlarut dalam rasa sakit ini terlalu lama, sampai-sampai, aku
terus-terusan menutup pintu hati ini, sampai pada akhirnya hati ini kembali
terbuka perlahan oleh kehadiran seseorang yang aku yakin bahwa ia bukanlah
seseorang yang dikirim untukku.
Mungkin
ini namanya salah move on. Aku bisa melupakan masa lalu ku, namun panah cupidku
membidik orang yang salah. Sehingga, bukannya aku bisa menyudahi kesedihan ini,
namun malah menambahnya, dengan menciptakan sebuah luka kecil yang baru.
Menjadi
seseorang yang hanya bisa mencintai orang lain tanpa ada satupun yang tahu
merupakan suatu hal yang bisa dibilang menyiksa diri. Mengagumi dari jarak jauh
maupun dekat, tak ada bedanya seperti tarif mobil kopaja yang sering kutumpangi. Itu sudah harga pas.
Aku
semakin terlarut dalam kesedihan. Salah move on ku ini makin membuatku
melupakan bahwa Tuhan telah memberikan kebahagian yang amat sangat banyak
untukku.
Entah
sampai kapan aku bisa menghilangkan khayalan yang selalu kuciptakan sendiri.
Namun ku pikir, selama ia masih berada dalam hati ku, aku sangsi bahwa aku bisa
hidup kembali seperti dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar